Sekilas Tentang Sistem Padi SRI

The System of Rice Intensification (SRI) adalah sebuah metode untuk meningkatkan hasil produksi padi, SRI pertama dikenalkan tahun 1983 oleh Henry de Laulanie di Madagaskar. SRI digunakan dimana saat keaadaan lahan kurang air untuk memaksimalkan hasil produksi

Dalam penyebaran benih, benih dapat langsung di sebar di tempat tanam permanen (direct sending), atau mula –mula dalam wadah atau tempat dimana tanaman muda dapat dipindahkan (transplanting), sekali atau dua kali sebelum penanaman permanen saat umur tanaman 14  hari. Penyemaian atau pembibitan di usia lebih muda ditujukan untuk menanam bibit atau semai untuk memberikan daya penyesuaian lingkungan yang lebih cepat, selama tahap perkembangan yang gawat dan awal pertumbuhan bibit.                              

Penentuan jarak tanam tergantung pada daya tumbuh benih, kesuburan tanah, musim, dan varietas yang ditanam. Benih yang daya tahan tubuhnya rendah perlu ditanam dengan jarak tanam yang lebih rapat. Pada jarak tanam rapat yaitu tanaman muda yang mati dapat terkompensasi sehingga tanaman tidak terlalu jarang, permukaan tanah dapat ditutup sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan, dan akan memberikan hasil yang tinggi. Bibit yang unggul jarak tanam diperlebar untuk mengurangi dalam memperoleh persaingan air dan unsur hara dalam tanah                                                   

Untuk peningkatan produksi tanaman yang dilakukan dengan teknik budidaya yang baik. Dengan melakukan manajemen yang benar dimulai dari pemilihan bibit, pengolahan lahan, penaman, pemupukan, pemeliharaan,, pengendalian hama, panen dan pasca panen. Karena jarak tanam lebar leih mudah untuk menyiangi gulma, pada kondisi sawah tidak tergenang air

Pengaturan tanaman tiap persatuan luas juga dapat digabungkan dengan kerapatan tanaman. Kerapatan tanaman mempunyai hubungan yang tak dapat dipisahkan dengan jumlah hasil yang akan diperoleh dari sebidang tanah. Kerapatan tanam penting diketahui untuk memnentukan sasaran agronomi yaitu produksi maksimum
          

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Peduli Pertanian | Powered by Blogger