Di alam beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara lain cahaya, tunjangan mekanik, suhu udara, air dan unsur hara. Untuk mendapatkan faktor lingkungan yang optimal, sehingga memungkinkan tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik, dapat dilakukan dengan pengaturan jarak tanaman. Pengaturan jarak tanam berkaitan erat dengan radiasi, pengaturan tanaman maupun kerapatan populasi memegang peranan penting, sehingga persaingan terhadap radiasi surya dapat dikurangi dan tanaman dapat menggunakan radiasi surya secara efisien.Di samping itu kerapatan populasi jufa mempengaruhi persaingan di antara tanaman dalam menggunakan lenggas tanah dan unsur hara (Mc.Naugton dan Wolf,1998).
Pada budidaya tanaman sudah umum dilakukan tumpangsari atau sistem polikultur yaitu dengan menanam 2 sampai 3 jenis tanaman dalam satu petak lahan. Polikultur dapat meningkatkan hasil produksi lahan. Beberapa tanaman yang biasanya di tumpangsari adalah jagung kedelai atau jagung kacang tanah. Di sisi lain tumpangsari depat memicu terjadinya kompetisi antar tanaman, baik dalam memperebutkan unsur hara, cahaya dan air. Untuk dapat mengetahui tpolikultur mana yang paling baik dalam produksi tanamannya perlu diadakan penguji praktek terlebih dahulu.
Kompetisi pada tanaman menunjukkan suatu tipe interaksi dimana dua individu atau lebih bersaing untuk mendapatkan makanan yang jumlahnya terbatas, tempat hidup dan lain – lain. Kompetisi interspesifik bukanlah suatu kompetisi yang sederhana karena melibatkan berbagai tipe organisme sehingga memungkinkan terjadi hasil yang berbeda – beda. Jika dua spesies atau lebih terlibat kompetisi secara langsung untuk memeperbutkan hal yang sama, salah satu dari semuanya, lebih efisien dalam memanfaatkan sesuatu yang diperebutkan tadi maka individu itu akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak dapat memanfaatkan secara efisien yang diperebutkan tadi akan punah (Clapham,1973).
Kompetisi merupakan suatu peristiwa yang sangat umum dan sering terjadi dalam kehidupan sehari – hari tanaman. Pada kondisi lapangan, kompetisi biasanya mulai terjadi setelah tanaman mencapai pertumbuhan tingkat tertentu dan kemudian semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman dan umur. Dengan makin lanjut pertumbuhan tanaman, tajuknya semakin rimbun dan sistem perakarannya semakin padat sehingga tanaman –tanaman yang tumbuh berdekatan terjadi kompetisi (Mimbar,1999).
Jumlah pertanaman per satuan luas merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Pengaruh jarak tanaman yang lebar dapat menaikakan hasil tiap tanaman. Sebaliknya jarak yang sempit mengakbatkan persaingan pemanfaatan cahaya, air, unsur hara dan faktor tumbuh lainnya diantara tanaman yang tumbuh berdekatan (Sarjyah,2002)
Dalam menentukan atau memilih jenis tanaman dalam sistem pertanian, pertanaman tumpangsari adalah hal yang harus diperhatikan adalah sifat dan ciri pertumbuhan tanamannya. Hendaknya dipilih tanamna yang berbeda famili, bukan tanaman yang mempunyai masalah dalam satu jenis hama, kebutuhan unsur hara utama dan saling melengkapi secara fisiologis (Odum,1994).
Adanya persaingan gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk beradaptasi. Persaingan atau kompetisi antara gulma dan tanaman yang kita usahakan dalam menyerap unsur – unsur hara utama dan saling melengkapi dari air dalam tanah, dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis menimbulkan kerugian – kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas (Anonim, 2009)
Kompetisi pada tanaman menunjukkan suatu tipe interaksi dimana dua individu atau lebih bersaing untuk mendapatkan makanan yang jumlahnya terbatas, tempat hidup dan lain – lain. Kompetisi interspesifik bukanlah suatu kompetisi yang sederhana karena melibatkan berbagai tipe organisme sehingga memungkinkan terjadi hasil yang berbeda – beda. Jika dua spesies atau lebih terlibat kompetisi secara langsung untuk memeperbutkan hal yang sama, salah satu dari semuanya, lebih efisien dalam memanfaatkan sesuatu yang diperebutkan tadi maka individu itu akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak dapat memanfaatkan secara efisien yang diperebutkan tadi akan punah (Clapham,1973).
Kompetisi merupakan suatu peristiwa yang sangat umum dan sering terjadi dalam kehidupan sehari – hari tanaman. Pada kondisi lapangan, kompetisi biasanya mulai terjadi setelah tanaman mencapai pertumbuhan tingkat tertentu dan kemudian semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman dan umur. Dengan makin lanjut pertumbuhan tanaman, tajuknya semakin rimbun dan sistem perakarannya semakin padat sehingga tanaman –tanaman yang tumbuh berdekatan terjadi kompetisi (Mimbar,1999).
Jumlah pertanaman per satuan luas merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Pengaruh jarak tanaman yang lebar dapat menaikakan hasil tiap tanaman. Sebaliknya jarak yang sempit mengakbatkan persaingan pemanfaatan cahaya, air, unsur hara dan faktor tumbuh lainnya diantara tanaman yang tumbuh berdekatan (Sarjyah,2002)
Dalam menentukan atau memilih jenis tanaman dalam sistem pertanian, pertanaman tumpangsari adalah hal yang harus diperhatikan adalah sifat dan ciri pertumbuhan tanamannya. Hendaknya dipilih tanamna yang berbeda famili, bukan tanaman yang mempunyai masalah dalam satu jenis hama, kebutuhan unsur hara utama dan saling melengkapi secara fisiologis (Odum,1994).
Adanya persaingan gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk beradaptasi. Persaingan atau kompetisi antara gulma dan tanaman yang kita usahakan dalam menyerap unsur – unsur hara utama dan saling melengkapi dari air dalam tanah, dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis menimbulkan kerugian – kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas (Anonim, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. http//tp.uns.ac.id.kompetisi tumbuhan. Diakses pada tanggal 3 Mei 2010
Clapham, W. B. 1973. Natural Ekosistem. Mc millian Publising Co, Inc. New York.
Odum, E. P. 1959. Fundamental of Ekology W. B. Saunders Company. United Stadted of Amerika.
Mc naugthon and L. L .Woff. 1998. Ekologi Umum. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Mimbar, S. M, 1999. Pengaruh jarak tanam, jumlah tanaman per rumpun dan kerapatan populasi terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau merah. Agrivita XII (1) : 13 – 14
Sarjiyah., 2002. Parameter seleksi kacang tanah pada cara tanam tunggal dan tumpang sari dengan jagung. Penelitian Pertanian Pangan XVII (1) : 69 – 73.
0 komentar:
Posting Komentar