Mengenal Agensia Pengendali Hayati

Komponen program pengelolaan hama yang baik adalah pengendalian hayati. Musuh alami yang sangat kompleks terhadap hama serangga utama berkembang dalam lingkungan pertanaman padi. Meskipun demikian program pertanaman yang baik harus mempertimbangkan introduksi hama serangga yang baru, musuh alami dan harus menetapkan bagaimana mengadakan konservasi dan memperbesar musuh alami (Triharso, 2004).

Pengertian dari pengendalian hayati adalah penggunaan musuh alami baik yang diintroduksikan maupun yang sudah ada di suatu daerah, kemudian dikelola agar potensi penekanan populasi hama sasaran meningkat. Pengertian ini berada dalam arti sempit (Mangoendihardjo et al., 1984).
Konsepsi pengendalian hama yang dianut dewasa ini adalah PHT. Dalam konsepsi tersebut peptisida diaplikasikan hanya apabila perlu dengan cara bijaksana. Salah satu komponen PHT tersebut adalah pengendalian hayati dialam terdapat agensia pengendalian hayati yaitu berupa predator, parasit, dan patogen ( Adisubroto, 1990).
Musuh alami adalah organisme hidup yang memangsa atau menumpang dalam atau pada hama dan dianggap sebagai musuh dari pada hama yang terdapat di alam. Hal ini berbeda dengan competitor atau pesaing. Secara praktis musuh alami dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu predator (pemangsa), parasitoid, dan pathogen (penyakit serangga) (Mangoendiharjo et al., 1984).
Parasitoid adalah serangga yang memarasit serangga atau binatang arthropoda lainnya. Parasitoid bersifat parasit hanya ketika fase pradewasa. Serangga yang bersifat sebagai parasitoid anatara lain dari ordo Hymenoptera, Diptera, dan sebagian Strepsiptera. Berdasarkan fase inang hama yang diserang parasitoid, dikelompokkan atas parasitoid telur, parasitoid larva atau nimfa, parasitoid pupa, dan parasitoid serangga dewasa (Harjaka et al., 2005).
Parasitoid adalah organisme yang menghabiskan sebagian besar riwayat hidupnya dengan bergantung pada atas di organisme inang tunggal yang akhirnya membunuh (dan sering mengambil makanan) dalam proses itu. Kemudian parasitoid mirip dengan parasit khusus kecuali dalam nasib inang tertentu. Dalam hubungan parasit khusus, parasit dan inang hidup berdampingan tanpa kerusakan mematikan pada inang. Khasnya, parasit mengambil cukup bahan makanan untuk tumbuh tanpa mencegah inang berkembang biak. Dalam hubungan parasitoid, inang dibunuh, normalnya sebelum melahirkan keturunan. Bila diperlakukan sebagi bentuk parasitisme, istilah nekrotrof kadang-kadang digunakan, meski jarang (Anonim, 2011).
Predator merupakan golongan makhluk hidup yang paling penting sebagai pengendali kehidupan organisme. Pada tanaman padi, tiap predator akan memakan banyak mangsa sepanjang hidupnya. Predator mempunyai bentuk yang sangat mudah dilhat kendatipun ada beberapa yang masih silit dibedakan dengan hama yang banyak terdapat disekitas pertanaman padi. Pada umumnya predator memangsa jenis serangga yang paling melimpah dijumpai pada pertanaman seperti serangga-serangga hama tanaman (Soesanto, 1975).
Patogen adalah jasad renik yang menyebabkan sakit. Berbagai jasad renik dapat menyebabkan infeksi dan membunuh hama tanaman. Kelompok jasad renik utama adalah cendawan, virus, dan bakteri. Nematoda dan beberapa organisme lain juga ada yang bersifat demikian (Shepard et al., 1987).
DAFTAR PUSTAKA

Adisubroto, W. 1990. Pengkajian Populasi Predator Hama Kedelai pada Musim Tanam. Jurusan hama dan Penyakit Tumbuhan UGM, Yogyakarta.

Anonim. 2011. Parasitoid. <http://en.wikipedia.org/wiki/Parasitoid>.  Diakses Tanggal 25 Mei 2011.

Harjaka, T., dan S. Sudjono. 2005. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Ilmu Hama Tanaman. Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Mangoendiharjo, B. dan E. Mahrub. 1984. Pengendalian Hayati. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Shepard, B. M., A. T. Barrion, dan J. A. Litsinger. 1987. Serangga-serangga, Laba-laba dan Patogen yang Membantu. IRRI, Los Banos.

Soesanto.1975. Laporan Penelitian Survei Patogen Serangga di Jawa Tengah. Departemen Mikrobiologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Triharso. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.





0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Peduli Pertanian | Powered by Blogger